Ia Pipis dan Hujan Pun Turun
17.45.00 Edit This 0 Comments »
Pukul 9 malam, Mama sedang sibuk menyelesaikan pekerjaan kantornya di ruang keluarga. Gue menghampirinya lalu berkata,
“Ma, besok aku mau ke BSD City. Sekolah aku ikut Turnamen Basket disana.”
“APA?! KAMU MAIN DI TURNAMEN BASKET?! MAMA AKAN DUKUNG 100%!” Kata Mama sambil memeluk gue. Ia terlihat sangat bangga.
“Hehehe… enggak, kok, aku cuma mau nonton cheerleaders-nya aja,”
Mendengar jawaban gue, Mama melepaskan pelukannya dan langsung melanjutkan pekerjaannya tanpa berbicara sedikit pun.
Keesokan harinya,
gue berangkat ke BSD City. Gue berangkat bersama Terry dan Dimas. Kami
kesana dengan bus. Sebenarnya, kami bertiga termasuk dalam anggota tim
basket sekolah. Namun, hari itu kami tidak dimainkan karena takut
menang. Menang lawannya.
Setelah menempuh 2 jam perjalanan, kami pun sampai di lokasi Turnamen.
Turnamen itu
diadakan di sebuah sekolah Islam. Dalam perjalanan, gue mengira di
sekolah Islam semua jajanannya berbau onta dan kurma. Sesampainya
disana, ternyata banyak pedagang ketoprak.
Pertandingan pun
dimulai. Sekolah gue, SMA 2 KS melawan MAN 2 Serpong. Baru berjalan
beberapa detik, SMA 2 KS sudah mencetak angka.
Hari itu,
pertandingan berlangsung cukup seru. SMA 2 KS terus menerus menggempur
pertahanan lawan. Pelatih pun sering berteriak “Goblok” tiap kali pemain
gagal memanfaaatkan peluang. Bagi gue, aksi pelatih itu lah yang
membuat pertandingan menjadi semakin seru.
Di tengah serunya
pertandingan, gue malah merenung. Gue ingin jago bermain basket seperti
mereka. Gue juga ingin menerapkan teori Three Points dalam kehidupan cinta gue: sekali menembak, dapat 3 gadis.
Gue juga
membayangkan ikut bertanding dalam suatu Turnamen. Membawa tim sekolah
menjuarai Turnamen itu. Di Turnamen itu juga gue menjadi pemain terbaik.
Seselesainya Turnamen itu, gue dapat 5 orang pacar.
Gue terus merenung dan menghayal hingga tak terasa pertandingan akan segera selesai. Beberapa detik kemudian, priiiiiiit, pertandingan berakhir. SMA 2 KS menang 42 - 4 atas MAN 2 Serpong.
Ditengah euforia kemenangan itu, 2 orang adik kelas menghampiri dan berkata ke gue,
“Maaf, Kak, saya baru sampai, nih. Oh iya, sekolah kita mainnya kapan, ya?”
Berhubung jarak
dari Cilegon ke tempat ini cukup jauh, gue tidak tega berkata “Kamu
tepat waktu banget. Kamu baru saja sampai, sekolah kita juga baru saja
selesai bertanding,” ke adik kelas itu.
Ditengah euforia
kemenangan itu juga tiba-tiba Terry meminta gue menemaninya ke kamar
mandi. Ia kebelet pipis. Dan beberapa detik setelah Terry pipis, hujan
turun menyelimuti BSD City.
0 komentar:
Posting Komentar